Mengenal Yanti , Perempuan Penyelamat Harimau Sumatera

Yanti Musabine saat menyelamatkan Giring dengan Menyeberangi Sungai Seblat
Yanti Musabine saat menyelamatkan Giring dengan Menyeberangi Sungai Seblat
Yanti adalah seorang dokter Hewan lulusan Universitas Airlangga angkatan 194. Kecintaan kepada hewan menyebabkan dia terjuan di dunia "wildlife". Setelah malang-melintang menjadi sukarelawan penyelamat binatang, kini Yanti bekerja di Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Benkulu untuk menangani bidang konservasi satwa liar.

Yanti Musabine Dari Relawan menjadi PNS untuk Balai Konservasi Sumber Daya Alam

Sebelumnya, pada tahun 2002 , Yanti mulai bekerja sebagai relawan dokter hewan di Pusat Penyelamatan Satwa dikawasan Petungsewu Kabupaten Malang. Saat itu dia menangani hampir semua satwa liar yang terancam punah dari mulai wilayah barat hingga timur Indonesia seperti burung, reptil, dan mamalia seperti orang utan, siamang dan monyet.

Baru kemudian pada tahun 2004 Yanti pindah ke Sumatera untuk menjadi pegawai negeri sipil di Kementrian Kehutanan dan mulai menangani mamalia besar seperti Orangutan, Gajah, Harimau, Tapir dan Beruang.

Kisah-kisah Penyelamatan Harimau 

Aksi Penyelamatan Harimau oleh Yanti  Musabine
Hingga kini, telah belasan nyawa Harimau Sumatera yang berhasil ditolong Yanti. Namun demikian, terdapat beberapa kisah penyelamatan yang paling membekas pada dirinya. Seperti saat upaya penyelamatan Harimau pertama kali yang ia lakukan pada tahun 2007. Saat itu Harimau berhasil diselamatkan meski dengan peralatan sangat terbatas tanpa dukungan fasilitas. Yanti hanya menggunakan obat bius tanpa alat suntik bius maupun syringe. "Pembiusan dilakukan suntik langsung" , kenangnya masih membekas. Kemudian ia beri nama Harimau yang terkena jerat pemburu tersebut dengan nama Putri.

Lain halnya dengan kisah penyelamatan Harimau di tahun 2011. Saat itu Yanti harus menyelamatkan Harimau yang terkena jerat pemburu di sebuah Hutan Produksi Air RAmi di Kabupaten Muko Muko Bengkulu. Untuk mencapai lokasi penyelamatan, Yanti harus menempuh dengan mobil selama 1 hari dan disambung dengan jalan kaki selama 2 hari. Meski jauh lokasi yang harus ditempuh namun Harimau masih bisa terselamatkan walau satu kaki harus ia amputasi di Hutan.

Pada tahun 2014, kini Yanti kembali harus menemui kondisi sangat sulit karena Ia harus menyelamatkan Harimau Sumatera yang bersembunyi di semak-semak dan dalam kondisi terjerat oleh kawat seling pemburu. Walau bebas Kaki Harimau tersebut masih terjerat kawat.

Tahun 2015, Yanti menyelamatkan Giring, seekor Harimau yang masuk ke perkebunan penduduk di Kabupaten Seluma Bengkulu. Karena sudah tua dan posisinya digantikan pejantan baru dan dominan, Giring harus pindah jalur jelajah di sekitar Perkebunan karet dan Sawit.

Giring diduga pernah memangsa manusia sehingga Giring tidak diperbolehkan dilepas lagi di alam liar. Walaupun demikian Yanti berkeyakinan bahwa Harimau tidak akan memangsa manusia kecuali dalam kondisi terdesak.

baca juga :
aksi penyelamatan harimau paling berani yang mencuri perhatian dunia

Harimau hanya menyerang karena terpaksa

Yanti Musabine saat menyelamatkan Harimau Sumatera
Yanti Musabine saat menyelamatkan Harimau Sumatera


Menurut Yanti, Harimau memang buas tetapi tidak jahat kepada manusia. Harimau adalah hewan yang penuh toleransi. Harimau tidak akan menyakiti manusia tanpa alasan. Dan dari kisah teman-teman dilapangan, seringkali Harimau memberi petunjuk kepada mereka untuk mencari jalan keluar. Pengalaman dia sebagai tim rescue sering melihat Harimau di hutan dan tidak pernah terjadi masalah.

Dokter hewan bernama lengkap Erni Suyanti Musabine asal Nganjuk kelahiran 14 September 1975 ini selalu menjadi orang pertama yang mendekat saat terdapat Harimau yang harus diselamatkan dengan tujuan untuk melihat kondisinya, ukuran badannya agar tidak salah dalam menentukan dosis bius.

Berbagai kesulitan yang dihadapi

Dokter Hewan Erni Suyanti Musabine dan Harimau Sumatera di Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu
Dokter Hewan Erni Suyanti Musabine dan Harimau Sumatera
 Kondisi sulit lainnya adalah masalah keuangan karena seringkali Yanti harus mengeluarkan biaya sendiri. Maka tak jarang Yanti melakukan usaha denagan menjadi pembicara seminar, melakukan presentasi dan mencari dukungan dana dari pihak luar.

Pernah dia sekembali dari perjalanan kerja menemukan Harimau yang dia rawat belum diberi makan selama satu pekan. Yanti selalu menangis apabila dia mengingatnya. Sehinga dia harus mencari bantuan untuk Individu, pada siapapun yang bersedia menyumbang atau dengan menjual barang bekas agar dia mampu memberi makan Harimau selama satu tahun.

Sementara itu dana dari Pemerintah sangat terbatas dan harus diajukan satu tahun sebelumnya. Hingga saat inipun, Yanti belum memiliki fasilitas perawatan Harimau korban konflik dan perburuan dengan layak.
baca juga : Heboh Penampakan Harimau Jawa yang telah punah. 

sumber foto :
https://www.instagram.com/ernisuyantimusabine/
BBC
Unair.ac.id
viral-indo.blogspot.com

0 comments:

Posting Komentar